November 20 2024
“Diplomasi Tangguh: Merangkul Perubahan untuk Kemajuan Global” Wujud Nyata Diplomasi di HighScope Model United Nations 2024

“Diplomasi Tangguh: Merangkul Perubahan untuk Kemajuan Global”

Wujud Nyata Diplomasi di HighScope Model United Nations 2024

 

Di dunia yang terus berubah dengan cepat, keterampilan diplomasi sangat penting untuk menghadapi tantangan, baik untuk saat ini maupun yang akan datang. Mudah sekali untuk melupakan betapa pentingnya diplomasi, apalagi generasi sekarang ini menjadi saksi bagaimana kekuatan absolut dan kekerasan cenderung menjadi bentuk respon dan jawaban terhadap suatu konflik. Isolasionisme dan kecenderungan untuk mengutamakan kepentingan sendiri pada akhirnya membuahkan situasi yang tidak lagi menghadirkan negosiasi sebagai opsi.

 

Sejalan dengan hal ini, HighScope Indonesia bertujuan untuk menghasilkan para pemimpin masa depan yang memiliki keterampilan hidup dan nilai-nilai yang diperlukan untuk keberhasilan di abad 21. Tujuan pendidikan ini dicapai dengan merancang suasana belajar yang semirip mungkin dengan situasi kehidupan nyata melalui berbagai pengalaman belajar (events), seperti HighScope Model United Nations (HSMUN). Kegiatan ini memberikan wadah bagi para peserta untuk mengembangkan kompetensi dan minat mereka, dengan mempelajari bagaimana Perserikatan Bangsa-Bangsa berfungsi sehubungan dengan isu-isu dunia terkini.

 

Selama 2 (dua) hari HSMUN, para peserta yang terdiri dari siswa SMP kelas 9 dan SMA, mengabdikan dirinya untuk mengasah berbagai keterampilan penting, seperti berbicara di depan umum, berdebat, menulis, bernegosiasi, melakukan riset, memecahkan masalah, membentuk konsensus, melakukan kompromi, dan bekerja sama. Melalui pengalaman ini, mereka tidak hanya memahami pentingnya diplomasi, tetapi juga siap untuk menghadapi tantangan global di masa depan.

 

HighScope Model United Nations (HSMUN) yang merupakan pionir dari kegiatan simulasi Sidang PBB untuk jenjang pendidikan SMA, kembali membuka pintunya bagi 256 siswa-siswi dari 59 sekolah dari DKI Jakarta, Bogor, Tangerang Selatan, Bekasi, Bandung dan Makassar. Para peserta didorong untuk memulai dari awal sekali untuk meningkatkan pemahaman mereka mengenai diplomasi, isu-isu global, dan kemampuan menemukan solusi untuk menyelesaikan permasalahan dunia global. Generasi berikutnya akan harus memikul tanggung jawab kepemimpinan dan mengambil keputusan penting di tengah situasi yang kompleks ini, sehingga keterampilan-keterampilan semacam ini sangat penting.

 

“Diplomasi jarang sekali berhasil, rudal-rudal terus berterbangan dan suhu dunia terus meningkat. Diplomasi hampir tidak pernah berhasil, sampai akhirnya berhasil. Ketika musuh memutuskan untuk berdamai, ketika orang-orang yang tenggelam akhirnya belajar berenang.”





Acara ini memang dibuat sebagai wadah latihan akademis. Namun demikian, kami berharap bahwa dengan rumitnya permasalahan yang dapat dipelajari dari negosiasi antar negara, kami dapat memfasilitasi diskusi yang substantif, inklusif, dan penuh kasih.” ucap Tubagus Farrel, Sekretaris Jenderal HighScope Model United Nations 2024 dalam kata sambutan yang diberikan di upacara pembukaan.

 

Acara ini telah dimulai pada 25 Oktober 2024 dengan Technical Meeting yang dihadiri oleh seluruh peserta, dan beberapa guest speaker hadir untuk berbagi wawasan berharga. Salah satunya adalah Biondi Sanda Sima, konsultan pemerintahan digital untuk World Bank, yang menyampaikan kesannya akan acara tahun ini, “Ini adalah pertama kalinya saya menghadiri acara model PBB untuk tingkat sekolah menengah atas. Sekitar satu dekade lalu, saya pernah berpartisipasi di MUN, saat saya kuliah. Melihat orang-orang di usia yang sangat muda sudah sangat sadar akan isu-isu global dan sangat bersemangat untuk bertemu orang-orang baru, membangun kepentingan bersama, dan mengasah keterampilan negosiasi mereka… Sejujurnya, ini adalah sesuatu yang belum pernah saya lihat di tempat lain. Saya sangat bangga dengan setiap siswa yang terlibat, atas kehadiran dan pengelolaan acaranya.”

 

Seperti tahun-tahun sebelumnya technical meeting ini juga dilengkapi dengan MUN 101, untuk

membekali para peserta dengan berbagai peraturan dan prosedur acara.

 

Rangkaian acara kemudian dilanjutkan pada tanggal 30-31 Oktober 2024, dimulai dengan Opening Ceremony yang menghadirkan para pembicara tamu lainnya, menambah semarak suasana HighScope Model United Nations. Salah satunya adalah Bapak Caka Alverdi Awal, Direktur Keamanan Internasional dan Disarmament di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, yang menekankan bahwa pengertian yang mendalam mengenai berbagai isu global memiliki peran signifikan dalam diplomasi, terutama dalam pengambilan keputusan, “Negosiasi itu sangat esensial; memahami kepentingan kita dan memperjuangkannya melalui dialog yang efektif merupakan kunci. Terutama untuk menavigasi isu-isu internasional, penting sekali untuk membangun kesadaran kalian dengan melibatkan beragam sumber daya seperti media dan literatur. Membaca tidak hanya akan memperluas perspektif kalian, tetapi juga memperdalam pemahaman kalian semua mengenai topik-topik kompleks. Saya mendorong para delegasi yang hadir hari ini, untuk memupuk kepekaan terhadap isu-isu ini, karena hal

ini memupuk empati dan mengasah pengambilan keputusan yang tepat.”

 

Hadir juga Bapak Saud Ringo, Deputi Direktur untuk Meja Jepang di Direktorat Urusan Timur

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, yang menyampaikan pesan penting kepada para delegasi, “Bagian terpenting dalam memahami budaya adalah komunikasi itu sendiri. Anda perlu berbicara satu sama lain. Bagian terpenting dari menjadi seorang diplomat adalah berbicara dengan orang lain, berbicara dengan orang asing. Orang-orang berasal dari budaya yang berbeda, negara yang berbeda, dan latar belakang yang berbeda.” Beliau juga menambahkan bahwa acara ini memiliki fungsi yang penting sebagai wadah bagi para delegasi untuk bisa melatih keterampilan diplomasinya

 

Selama sesi Konferensi, perwakilan dari berbagai sekolah akan mewakili negara-negara yang ada dalam Model United Nations, dan ada 9 (sembilan) dewan secara keseluruhan, antara lain adalah:

 

1. Dewan Keamanan PBB (UNSC): “Mengatasi Kudeta di Niger”

2. Komite Krisis Sejarah (HCC): “Masa Depan Hong Kong”

3. Dewan Ekonomi dan Sosial (ECOSOC): “Larangan Ekspor oleh Negara Berkembang”.

4. ASEAN: “Komersialisasi Energi Hijau”

5. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO): “Metode Pemulihan Kecanduan Narkoba”.

6. KTT Khusus PBB (UNSS): “Keamanan di Hogwarts”

7. Asosiasi Wartawan PBB (UNCA): “Jurnalisme di Dewan PBB”

8. Komite Sosial, Kemanusiaan, dan Budaya (SOCHUM): “Kondisi Tahanan yang Tidak

Manusiawi”

9. DPR-RI: “Keamanan Maritim Indonesia”

 

Selama sesi komite, setiap peserta atau delegasi akan memiliki kesempatan untuk menjelaskan sikap negaranya tentang masalah yang dibahas, mempertahankan argumen dan hak negaranya, dan berusaha untuk mendapatkan dukungan dari negara-negara lain untuk resolusi yang mereka rumuskan.

 

Selanjutnya selama Sidang Umum hari terakhir, setiap delegasi akan menyampaikan resolusi yang mereka buat, dan semua delegasi akan memberikan suara untuk menentukan apakah akan mendukung atau menolak resolusi-resolusi tersebut. Sesi-sesi konferensi, pertemuan sosial, dan Sidang Umum diawasi oleh siswa dari Sekolah HighScope Indonesia yang sudah berpengalaman dalam Model Perserikatan Bangsa-Bangsa di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Singapura, Belanda, dan Indonesia. Acara HSMUN berakhir dengan Upacara Penutupan yang beragendakan antara lain penyerahan penghargaan bagi Delegasi Terbaik, Penghargaan Kehormatan, Delegasi Luar Biasa, Makalah Posisi Terbaik, Penghargaan Lisan, dan Petunjuk Terbaik.

Share
OTHER EVENTS
Menghadirkan Arah Baru untuk Sistem Penilaian yang Setia dengan Tujuan...
HighScope Indonesia Mendefinisikan Keterampilan Akademik untuk Pendidikan...
Solidaritas Generasi Z Mengenai Perbedaan Dalam Aktivitas Lintas Agama