Rina sedang mencari sekolah untuk putranya yang saat itu berusia 1,5 tahun, ketika dia mendengar sebuah puisi berjudul "Bunga Berwarna Merah" yang dibacakan oleh seorang konsultan prasekolah yang berbasis di Amerika di radio di Jakarta. Prasekolah tersebut menggunakan pendekatan HighScope. Itu adalah puisi yang sama yang dibacakan seorang profesor di sekolah pascasarjananya di kelas matematika yang dia hadiri. Puisi tersebut bercerita tentang bagaimana sekolah dapat membunuh kreativitas anak dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang salah. Di kelas itulah ia menyadari bahwa sistem pendidikan Indonesia perlu diubah untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Rina memutuskan untuk memasukkan anaknya ke TK yang menggunakan pendekatan HighScope yang berlokasi di Menteng, Jakarta. Bertahun-tahun kemudian, seorang teman memberi tahu dia bahwa pemilik prasekolah itu tidak melanjutkan dengan HighScope. Maka, Rina dan teman-temannya memutuskan untuk mengambil alih dan pada tahun 1996 mereka membangun TK HighScope di Pondok Indah. Sebagai pendiri HighScope, Rina berada di garis depan perkembangan institusi. Dia bertanggung jawab untuk menetapkan visi dan misi HighScope Indonesia, sambil menghubungkan dan mengidentifikasi elemen dan kebutuhan penting untuk diterapkan secara efektif ke dalam komitmen HighScope, yaitu menjadi barometer pendidikan. Filosofinya dalam mengambil keputusan selalu didasarkan pada apa yang terbaik untuk anak, bukan untuk orang tua, juga untuk sekolah itu sendiri. Berdasarkan hal ini, dia membimbing timnya untuk berpikir kritis dan menganalisis data sebelum sampai pada suatu kesimpulan. Dia ingin semua orang di timnya melihat setiap masalah dari berbagai perspektif dan mendapatkan gambaran besarnya. Rina adalah seorang pembaca setia, di waktu luangnya dia menikmati membaca dan belajar sesuatu yang baru.