July 11 2019
Menghadirkan Arah Baru untuk Sistem Penilaian yang Setia dengan Tujuan Pendidikan Nasional

Sebagai cara untuk menunjukkan kepedulian dan mengambil peran aktif dalam mengembangkan sistem pendidikan di Indonesia, HighScope Indonesia mengadakan sesi pelatihan yang berjudul “Grading & Pelaporan Pembelajaran Siswa: Kebijakan & Praktik yang Efektif”. Lokakarya ini membahas wawasan tentang sistem penilaian yang efektif dan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Diskusi tentang pendidikan dari berbagai dosen universitas dan pembuat kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berpartisipasi dalam kolaborasi ini.

HighScope Indonesia mengundang Thomas R. Guskey, Ph.D, seorang pakar pendidikan di bidang penilaian dari Amerika Serikat, untuk membahas penilaian mendalam dan melaporkan pembelajaran siswa: kebijakan dan praktik yang efektif. Guskey adalah Profesor Emeritus di Universitas Pendidikan Kentucky dan Sarjana Peneliti Senior. Dia adalah penulis / editor 24 buku pemenang penghargaan dan lebih dari 250 bab buku, artikel, dan makalah profesional tentang pengukuran pendidikan, evaluasi, penilaian, penilaian, dan pembelajaran profesional. Dia adalah seorang siswa dari Benjamin S. Bloom, penggagas Taksonomi Bloom dan merupakan penasihat Departemen Pendidikan AS di bawah pemerintahan Presiden Obama.

Tujuan Pendidikan Nasional

Tujuan pendidikan nasional, berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, adalah untuk mengembangkan masyarakat Indonesia dan menerangi kehidupan bangsa. Kami tahu sejauh mana tujuan itu dicapai melalui penilaian. Pemerintah mengatur penilaian dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan, no 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian. Melalui deklarasi tujuan pendidikan nasional dan penerbitan peraturan tentang standar Penilaian, pemerintah Indonesia menekankan bahwa penilaian adalah bagian dari proses pembelajaran dan bukan hal yang terpisah.

Sistem Penilaian dan Pelaporan

Terkait dengan sistem penilaian yang mendukung proses belajar mengajar, Guskey berbagi gagasan bahwa penilaian siswa tidak hanya didasarkan pada hafalan tetapi harus dilakukan secara menyeluruh, dalam arti seimbang, otentik (benar), menggunakan banyak bukti (berbagai bukti pembelajaran), dan didasarkan pada rubrik yang berisi kriteria untuk mencapai target pembelajaran. Contoh bukti pembelajaran adalah siswa yang membuat model rute transportasi yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah kemacetan; siswa mempresentasikan model yang diusulkan ke kantor perencanaan kota sebagai lembaga yang ahli di bidangnya. Siswa juga membuat makalah yang memberikan solusi untuk masalah ini. Dengan bukti pembelajaran multidimensi seperti ini, guru dapat menilai kemampuan siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata.

Dalam lokakarya 21 Mei 2019, Guskey berbagi banyak fakta tentang praktik terbaik berbasis penelitian dalam membuat kebijakan penilaian dan penilaian pendidikan, dan memperkuat pemahaman guru tentang penilaian profesional & reliabilitas antar penilai, dan juga memberikan pendidikan tentang persepsi umum tentang kemampuan akademik . Dia menjelaskan mengapa proses pembelajaran dan penilaian harus terintegrasi, dan tidak terpisah dan mengapa proses pembelajaran tidak akan berhasil tanpa proses penilaian yang benar.

Share
OTHER EVENTS
Menghadirkan Arah Baru untuk Sistem Penilaian yang Setia dengan Tujuan...
HighScope Indonesia Mendefinisikan Keterampilan Akademik untuk Pendidikan...
Solidaritas Generasi Z Mengenai Perbedaan Dalam Aktivitas Lintas Agama