June 26 2020
BUSINESS DAY 2020

PEOPLE, PLANET, AND PROFIT: BUSINESS DAY DARING DI HIGHSCOPE  INDONESIA 

Menanamkan Semangat Kewirausahaan Berkelanjutan Dalam Masa  Pandemi.

Pandemi COVID 19 yang masih kita alami sekarang ini banyak merubah cara hidup kita. Hampir seluruh  sektor usaha baik di bidang produk maupun servis mengalami dampak dari pandemi ini. Saat-saat yang  penuh tantangan ini juga dirasakan oleh bidang pendidikan, di mana sistem pendidikan dituntut untuk  berubah cepat dengan mengakomodasi pembelajaran yang bisa diakses dari rumah dan fokus kepada  tujuan pendidikan itu sendiri. 

Sejak pertama kali berdiri, Sekolah HighScope Indonesia percaya bahwa tujuan utama belajar di sekolah  adalah untuk mengembangkan kemampuan anak dalam mengambil keputusan (Decision making) di  dunia nyata, berdasarkan pengetahuan yang mereka bangun dari pengalaman-pengalaman yang mereka  lalui. SHI mendukung siswa untuk memiliki berbagai macam pengalaman yang mengasah ketrampilan  mereka untuk mengambil keputusan. Oleh karena itu, siswa-siswi SHI mempelajari mata pelajaran  seperti Matematika, Sains, Bahasa, dan sebagainya melalui projek-projek yang membahas fenomena fenomena alam dan sosial yang terjadi di dunia ini. Di sini anak-anak dilatih memecahkan masalah  dengan menggunakan soft skills seperti yang dinamai Learner Outcomes dan dimasukkan ke dalam  kurikulum pada setiap mata pelajaran. Learner Outcomes terdiri dari:

- ketrampilan berkomunikasi (Communication) 

- ketrampilan berpikir seperti seorang ahili (expert thinking) 

- ketrampilan berkolaborasi (Collaboration) 

- ketrampilan berkreasi dan berinovasi (Creativity and Innovation) 

- ketrampilan berefleksi secara metalevel (Metalevel Reflection) 

- ketrampilan memecahkan masalah sosial (Social Problem Solving) 

- ketrampilan memimpun yang etis (Ethical leadership) 

- ketrampilan beradaptasi dan kelincahan (Adaptability and Agility) 

Pada saat Pandemi ini, SHI terus berinovasi dan beradaptasi untuk dapat terus mengakomodasi  kebutuhan belajar anak sesuai dengan tujuan utamanya. SHI melihat bahwa cara belajar daring adalah  salah satu solusi, namun jika kurikulum dan cara belajar tidak dirancang dengan baik, maka hasil belajar  tidak akan efektif. Oleh sebab itu, SHI menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh yang interaktif,  Home-Based Interactive Learning (Pembelajaran Interaktif dari Rumah).

Home-Based Interactive Learning adalah sistem belajar di mana siswa belajar secara interaktif dengan  panduan dari guru-gurunya melalui daring dan menggunakan platform Google Meet dan Google  Classroom. Pada sistem belajar HBIL ini, guru bekerjasama dengan orangtua dalam memberikan  bimbingan dan dukungan belajar dari rumah agar pembelajaran siswa tetap berjalan dengan efektif.  Selama 3 bulan terakhir, HBIL mencakup aktivitas pembelajaran sehari-hari, event sekolah, penerimaan  raport, acara kenaikan kelas dan wisuda, dan berbagai kegiatan sekolah lainnya.  

Salah satunya event sekolah yang dijalankan dengan cara HBIL adalah BUSINESS DAY. Kegiatan Business  Day telah dilaksanakan oleh SHI setiap tahun sejak tahun 2001, dan di tahun 2020 ini, untuk pertama  kalinya acara Business Day dilakukan secara daring (online), mulai dari persiapan, transaksi dan review. 

Business Day dilaksanakan oleh seluruh siswa program SD dan SMP, Kegiatan ini bertujuan untuk  mengembangkan jiwa wirausaha (entrepreneurship) untuk mendukung ekonomi yang berkelanjutan. Kegiatan ini mempersiapkan siswa untuk mendapatkan pengalaman bisnis dan menumbuhkan semangat  kewirausahaan dengan konteks yang nyata. Kegiatan ini dapat menumbuhkan jiwa wirausaha dan  mengasah soft skills yang disebutan di atas (HighScope Indonesia Learner Outcomes).  

Dalam Business day ini, siswa siswi mengintegrasi dan mengaplikasikan berbagai keterampilan;  matematika, ilmu sosial, seni, dan teknologi sesuai dengan minat mereka dan mengaplikasikan  ketrampilan Learner Outcomes untuk menjalankan Business Day. Ketika siswa menganalisa dan  memecahkan masalah, mereka menggunakan Learner Outcomes Expert Thinking, ketika mereka  membuat karya yang kreatif dan inovatif yang disesuaikan dengan fenomena yang terjadi pada saat ini,  mereka mengasah ketrampilan Creativity & Innovation. Di saat mereka berkolaborasi bersama team  dalam 1 usaha atau bahkan dengan team lain yang beda usaha, mereka mengasah ketrampilan Synergistic Collaboration. Pada akhirnya, mereka berlatih untuk menjadi pemimpin yang beretika (Ethical  Leadership) ketika mereka belajar untuk memimpin team sesuai dengan tugas dan tanggung jawab  mereka sebagai CEO, marketing, finance, produksi dan lain sebagainya.  

Tema Business Day 2020 adalah "People, Planet, and Profit.” Selain dilakukan secara daring, pada  Business Day tahun ini siswa diwajibkan untuk membuat produk karya sendiri dengan menggunakan  bahan-bahan ramah lingkungan. Menurut Tri Dewanti, Training, Research & Development Specialist  HighScope Indonesia, “Kegiatan Business Day ini juga mengembangkan financial literacy skill dan proses  design thinking secara nyata, sehingga siswa dapat mengambil keputusan ekonomi untuk memecahkan  masalah di komunitas sekitar dan memiliki kesadaran sosial terhadap masalah di lingkungan.“ 

Tentunya ada penyesuaian dan perubahan yang harus dilakukan untuk kegiatan BUSINESS DAY secara  daring dan dalam masa pandemi ini. Contohnya, pada tahun-tahun sebelumnya, untuk tingkat SD, para  siswa “menyulap” ruang kelas masing-masing menjadi tempat usaha, sesuai dengan konsep bisnis yang  mereka tentukan. Namun, pada tahun ini, siswa K-5 mempersiapkan proposal bisnis yang dibuat 

berdasarkan proses observasi dan analisa data terhadap fenomena alam dan sosial sekitarnya. Proposal  ini dipresentasikan kepada orang tua atau anggota keluarga lainnya. 

Fatima, orang tua dari Nabila siswa 2-3 dari Sekolah HighScope TB. Simatupang sangat terkesan dengan  proposal bisnis yang dipresentasikan oleh anaknya. “Untuk Proposal Business kali ini dia membuat Kalung  Masker, dia sendiri yang merancangnya sesuai dengan keadaan dan situasi sekarang ini. Dia melihat saya  dan beberapa orang sering lupa membawa dan menyimpan masker jadi dia mempunyai ide membuat  kalung yang dapat menyimpan masker jadi ketika selesai memakai masker kita dapat menyimpannya di  kalung.” 

Untuk tingkat SMP, siswa kelas 6-7 mendirikan sebuah perusahaan yang menjual produk atau jasa secara  online (e-commerce business) sesuai dengan proses analisa pasar yang telah mereka lakukan sebelumnya,  di mana mereka diminta untuk menyesuaikan produk atau servis yang mereka jual dengan kondisi  pandemi. Siswa membuat protokol penjualan yang aman dalam melakukan aktivitas ekonomi dalam masa  pandemi. Sedangkan siswa kelas 8-9 berperan sebagai “pemerintah” yang mengatur interaksi 3 pelaku  ekonomi: pemerintah, pengusaha, dan rumah tangga. Sebagai pemerintah, siswa diharapkan dapat  mengatur dan mengevaluasi perekonomian yang dijalankan agar sesuai dengan regulasi yang sudah  ditetapkan. 

Sekolah HighScope Indonesia Bali, Gendis Ginanti menjual frozen yoghurt dan memproduksi sesuai  dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan yang diperankan oleh  kelas 8-9. Dewi Kadhita, orang tua dari Gendis, sangat terkesan dengan usaha yang dilakukan oleh  anaknya. “Dia berhasil menyelesaikan dan melakukan tugas terkait Business Day, seperti proposal dan  bahkan transfer PPN. Saya senang sekali Business Day berhasil dengan lancar dan anak-anak juga berhasil  mendapatkan untung.” 

Tri Dewanti menjelaskan bahwa tema Business Day 2020 sangat sesuai dengan isu global yang dipelajari  oleh siswa pada saat ini. “Siswa juga diajak melihat masalah-masalah ekonomi secara nyata dan  memahami Konsep Triple Bottom Line agar siswa tidak hanya belajar untuk melakukan aktivitas ekonomi  untuk memperoleh profit, namun juga memperhatikan kepedulian sosial dan pelestarian lingkungan.  Contohnya; menjual produk dengan kemasan bebas plastik atau kemasan ramah lingkungan. Siswa pada  akhirnya diharapkan untuk menjadi world citizen yang mendukung Sustainable Development Goals yang  dicetuskan oleh PBB.” 

Siswa juga menggunakan platform media sosial Instagram untuk mempromosikan usahanya masing masing. Seperti Ratu Nikola Andjani dan teman-temannya dari Sekolah HighScope Indonesia TB.  Simatupang yang membuat hand sanitizer dengan dekorasi di dalamnya, produk tersebut mereka beri  nama “Angel Tears”. Luly Koesoemawardhani, orang tua dari Niki merasa sangat senang bahwa anak-anak  tetap bisa bekerja sama untuk membuat produk walaupun menghadapi berbagai tantangan. “Ini bisa  menjadi pembelajaran untuk mereka tentang bisnis yang bisa menyesuaikan dengan keadaan sekarang.  Pemilihan produknya tepat, pemasaran cepat. Juga mengajarkan bahwa dalam bisnis harus tetap  berusaha dengan segala keterbatasan yang ada untuk tetap mewujudkannya. “

Kegiatan Business Day berlangsung selama beberapa hari di seluruh Sekolah HighScope Indonesia pada  awal Juni 2020. 

Share
OTHER EVENTS
Menghadirkan Arah Baru untuk Sistem Penilaian yang Setia dengan Tujuan...
HighScope Indonesia Mendefinisikan Keterampilan Akademik untuk Pendidikan...
Solidaritas Generasi Z Mengenai Perbedaan Dalam Aktivitas Lintas Agama