Chat with our Network Representatives now:
“Elevate: HighScope Indonesia Menginspirasi Pendidik untuk Menciptakan Pengalaman Belajar yang Efektif bagi Siswa”
Membina Pembelajar Seumur Hidup dengan Dampak Yang Bermakna
Jakarta, 6 Oktober 2023 - Kecepatan perubahan di dunia tetap tidak dapat diprediksi. Beberapa tahun terakhir kita telah menyaksikan banyak tantangan di sektor pendidikan, mulai dari pandemi global dan bencana lingkungan hingga pergeseran nilai-nilai, transformasi budaya, dan ketidakstabilan ekonomi. Selain itu, teknologi yang berkembang pesat memberikan akses mudah kepada masyarakat terhadap artificial intelligence, virtual reality, augmented reality, dan inovasi terobosan lainnya. Generasi saat ini menghadapi tantangan dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka dibanjiri oleh aliran informasi secara terus menerus, mengandalkan aplikasi yang memberikan jalan pintas instan, dan terperangkap dalam sistem pendidikan yang berkembang lambat. Pembelajaran bagi mereka dapat dengan mudah menjadi pengalaman yang membosankan. Dalam konteks ini, ada kutipan yang kurang dikenal dari Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan Indonesia, yang menyatakan, "Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai dengan kodrat mereka sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan membimbing perkembangan kodrat tersebut." Di dunia yang dipenuhi dengan tantangan baru, bagaimana pendidik dapat menginspirasi generasi pelajar ini untuk menjadi pembelajar seumur hidup?
Di HighScope Indonesia, kami percaya bahwa sekolah adalah laboratorium kehidupan. Dalam jaringan sekolah kami mulai dari program Pendidikan Anak Usia Dini hingga Sekolah Menengah Atas, para guru kami memfasilitasi para siswa dengan keterampilan yang mereka butuhkan, yaitu dengan HighScope Indonesia Learner Outcomes (yang merupakan keterampilan abad 21): Synergistic Collaboration, Creativity & Innovation, Audience-Centered Communication, Expert thinking, Adaptability & Agility, Metalevel Reflection, Ethical Leadership, dan Empathetic Social Skills. Tujuan kami adalah mempersiapkan siswa-siswi kami menjadi self-regulated leaders, yang memahami konsep, menggunakan keterampilan abad ke-21 serta mengintegrasikan nilai-nilai luhur dalam hidup mereka, dan menjadi lifelong learner.
Tahun ini, dengan tema “Elevate: Crafting Effective Learning Experiences for Meaningful Impact,” dalam Konferensi Tahunan ke-13 HighScope Indonesia, HighScope Indonesia berharap dapat menginspirasi dan membimbing para guru, kepala sekolah, dan pendidik yang hadir untuk dengan cermat menciptakan pengalaman belajar bagi siswa dan selalu berusaha memastikan bahwa mereka menerima dampak pendidikan yang mendalam dan berlangsung lama. "Para pendidik kami memainkan peran kunci, tidak hanya dalam memberikan materi pelajaran tetapi juga dalam menanamkan keterampilan hidup ini dan membina kehidupan yang bermakna," ujar Antarina S.F Amir, pendiri dan CEO HighScope Indonesia dalam pidato pembukaan konferensi. "Kami sangat bangga karena kami sedang menulis buku yang membahas keterampilan-keterampilan ini bersama dengan Profesor Thomas Guskey, pakar terkenal dunia dalam sistem penilaian dan pelaporan. Buku berjudul ‘Life Skills for All Learners: How to Teach, Assess and Report Education’s New Essentials’ adalah salah satu yang pertama di dunia yang menggambarkan secara holistik keterampilan abad ke-21 ini sebagai suatu keterampilan yang berkesinambungan untuk tingkat perkembangan yang berjenjang."
Konferensi tahun ini merupakan konferensi ke-4 (empat) yang diselenggarakan secara virtual, yang memungkinkan lebih dari 500 guru, staf, dan pendidik HighScope dari berbagai provinsi, termasuk beberapa tamu internasional, untuk bergabung dalam berbagai sesi. Sejak tahun 2011, HighScope Indonesia secara rutin mengadakan Konferensi Tahunan HighScope Indonesia, rangkaian seminar dan lokakarya untuk semua guru, kepala sekolah, dan praktisi pendidikan lainnya. Konferensi ini berfungsi sebagai ajang bagi pendidik HighScope dari Indonesia dan seluruh dunia - mulai dari PAUD, SD, SMP, hingga SMA - untuk bertukar ide dan terlibat dalam pembelajaran tanpa henti. Sejalan dengan misi kami untuk membantu anak-anak Indonesia berkembang secara holistik - secara akademik, intrapersonal, interpersonal, dan fisik - dan menjadi kompetitif secara internasional, konferensi kami secara konsisten membantu membangun komunitas pembelajar seumur hidup bagi para pendidik.
Pada Konferensi Tahunan ke-13 HighScope Indonesia, kami memiliki kehormatan untuk bisa menghadirkan pakar pendidikan yang diakui secara global sebagai pembicara kami, berbagi wawasan dan pengalaman mereka, membuka dialog, dan menjawab pertanyaan dari para guru kami yang antusias.
Pada Hari Pertama, Rick Wormeli (penulis buku pemenang penghargaan Meet Me in the Middle dan bestseller Day One and Beyond, Fair Isn't Always Equal: Assessment and Grading in the Differentiated Classroom) menyampaikan keynote berjudul Empowering Tomorrow’s Leaders with Executive Function Skills. Wormeli menjelaskan bahwa tidak jarang guru mengabaikan pentingnya pengembangan fungsi eksekutif pada siswa. "Masa depan kita sepenuhnya, dalam teknologi, kedokteran, pendidikan, hukum, sastra, seni, musik, setiap kali kita maju atau berkembang dalam bidang-bidang ini, adalah karena seseorang meninggalkan praktik-praktik konvensional pada waktu itu. Masa depan kita ada di tangan mereka, jadi kelas kita tidak boleh hanya mengejar jawaban di mana mereka mencoba untuk mendapatkan satu jawaban yang benar, itu seharusnya diatur sebagai suatu proses perjalanan dari pertanyaan. Kami ingin mengundang siswa untuk bertanya sebanyak mungkin. Orang yang bertanya adalah orang yang paling banyak belajar. Jadi daripada guru yang bertanya, apa yang kami inginkan adalah menciptakan kelas di mana siswa dapat bertanya dan mengekspresikan rasa ingin tahu mereka." Juga hadir pembicara-pembicara bertaraf internasional ternama lainnya pada hari pertama yaitu: Monica Burns, Ed.D. (ahli EdTech dan Pendiri Class Tech Tips) dan Elizabeth MeLampy (Direktur Kurikulum di Gretchen’s House), Tiza Mafira (Direktur Climate Policy Initiative), dan Diah Arum Witasari (ICF-Professional Certified Coach).
Pada Hari Ke-2 (dua), konferensi dilanjutkan dengan sesi Dr. Derek Cabrera (Systems Theorist & Cognitive Scientist dari Cornell University). Selama sesi yang berjudul 'Systems Thinking and Mental Fitness in Education,’ Dr. Cabrera menekankan pentingnya systems thinking baik untuk siswa maupun guru. Beliau menyatakan, "Siswa Anda juga akan menghargainya karena hal ini memberitahu mereka tentang bagaimana otak mereka berfungsi, dan otak adalah sesuatu yang akan mereka bawa sepanjang hidup mereka. Memberi mereka kemampuan berpikir adalah hadiah terpenting yang dapat diberikan oleh seorang guru kepada siswa mereka sepanjang hidup mereka." Dr. Cabrera mengatakan dalam wawancara setelah sesinya. Pembicara lain yang baru bergabung pada Hari Ke-2 (dua) termasuk Dr. Sandra Webb (Konsultan di Education Research Group) dan Prof. Rhenald Kasali, PhD (Profesor Manajemen di Universitas Indonesia). Dalam sesinya yang berjudul 'New Science New World,' Profesor Kasali mengingatkan kita akan pentingnya membudayakan pola pikir berkembang bagi para siswa, “Jangan biarkan siswa-siswi Anda mudah merasa puas dan sengaja mencari pencapaian yang mudah saja. Anda perlu memberikan mereka tantangan, tetapi jangan biarkan mereka merasa terancam oleh pencapaian orang lain,” ujar Kasali dalam sesinya.
Bagian kedua dari Hari ke-2 (dua) konferensi menampilkan Learning Heroes, sesi berbagi oleh para guru Sekolah HighScope Indonesia. Guru-guru terpilih dari PAUD, SD, SMP, hingga SMA menjadi pembicara sesi masing-masing, berbagi pengalaman dalam strategi mengajar dan wawasan mereka kepada sesama pendidik. Sebagai lembaga pendidikan yang terus beradaptasi dengan dunia yang terus berkembang, HighScope Indonesia secara konsisten meningkatkan kompetensi para guru sehingga mereka dapat menyediakan pengalaman belajar yang bermakna dan terkini untuk semua pembelajar. Mempersiapkan mereka menghadapi berbagai tantangan baru dan terus menginspirasi generasi siswa ini dan generasi berikutnya untuk menjadi lifelong learners dan self-regulated leaders.