April 19 2024
MEMUPUK SEMANGAT PERDAMAIAN GENERASI Z YANG MENGHARGAI PERBEDAAN, MELALUI KEGIATAN LINTAS AGAMA

MEMUPUK SEMANGAT PERDAMAIAN GENERASI Z YANG MENGHARGAI PERBEDAAN, MELALUI KEGIATAN LINTAS AGAMA

Sejumlah kasus intoleransi antar umat beragama beberapa kali terjadi di Tanah Air. Salah satu penyebab
adanya kasus-kasus yang bisa dianggap menodai kerukunan antar umat beragama dan mencederai
demokrasi, adalah semakin hilangnya nilai saling menghormati dan menghargai perbedaan agama yang
ada di masyarakat. Hal tersebut merupakan akibat dari sangat kurangnya pendidikan dan penanaman
nilai-nilai toleransi dan menghargai perbedaan yang ditanamkan kepada anak-anak bangsa sejak masa
sekolah.


Menyikapi kondisi yang ada di masyarakat, Sekolah HighScope Indonesia berkomitmen untuk
menanamkan dan menerapkan nilai-nilai toleransi serta menghargai perbedaan kepada seluruh
siswa-siswinya dari sejak dini. Seringkali hal toleransi dianggap sebagai sesuatu hal yang sepele, tetapi
dampak dari hal ini bersifat negatif. Banyak masalah yang terjadi di zaman ini biasanya berasal dari "tidak
bisa terwujudnya rasa menghargai terhadap sesama, terhadap suatu hal, terhadap semua perbedaan."
Banyak masalah dapat timbul karena kurangnya pemahaman akan perbedaan yang berakibat pada
perkelahian, perpecahan, dan kurangnya toleransi.


Dalam rangka memberikan pemahaman akan konsep menghargai perbedaan dan toleransi kepada
seluruh siswa-siswinya, Sekolah HighScope Indonesia menyelenggarakan sebuah kegiatan lintas agama
yang bertajuk PTR (Peace, Tolerance, Respect). Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin tahunan sekolah,
yang bertujuan membangun sikap menghormati sesama manusia dan makhluk hidup untuk menciptakan
kehidupan yang damai dan berkelanjutan. Adapun tema PTR yang diangkat pada tahun ini adalah
“Membangun Sikap Menghormati Sesama Manusia dan Makhluk Hidup untuk Menciptakan
Kehidupan yang Damai dan Berkelanjutan.” Tema ini dipilih dengan tujuan agar siswa terinspirasi
bertindak dengan saling menghormati dalam kehidupannya sehari-hari untuk mempromosikan
kedamaian yang berkelanjutan panjang, dan membawa kebaikan bagi seluruh umat beragama dalam
masyarakat.


Kegiatan PTR ini juga merupakan satu cara untuk mempromosikan kehidupan madani dengan
mengedepankan sikap dan toleransi antar berbagai pemeluk agama serta menghormati berbagai cara
yang dilakukan oleh setiap pemeluk agama untuk berkontribusi bagi kemanusiaan. Kegiatan PTR
diselenggarakan setiap tahunnya di bulan Ramadhan, yaitu sejak tahun 2004. Meskipun kegiatan ini
diselenggarakan pada saat bulan Ramadhan, kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh siswa peserta yang
hanya beragama Islam saja, tetapi juga siswa yang beragama lain yaitu: Kristen Protestan, Kristen Katolik,
Hindu dan Budha. Dalam kegiatan ini, aktivitas siswa secara umum terbagi menjadi dua, yaitu aktivitas
yang sesuai dengan latar belakang agama masing-masing siswa dan aktivitas gabungan seluruh siswa
tanpa melihat latar belakang agama.


Setelah sesi pembukaan selesai, barulah para siswa mengikuti sesi-sesi yang sesuai dengan agama
mereka masing-masing. Sebagai gambaran, pada saat siswa beragama Islam menjalankan kewajibannya
melakukan sholat Isya dan Tarawih berjamaah, maka siswa yang beragama Kristen Protestan, Kristen
Katolik, Hindu, dan Budha melakukan pendalaman iman masing-masing di ruang-ruang yang berbeda,
dengan mengundang pembicara tamu dari pemuka agama masing-masing. Mereka berdiskusi tentang
bagaimana keimanan mereka tercermin dalam semua tindakan mereka yang membawa semangat
toleransi dan solidaritas dengan sesama, terlebih lagi di era digital saat ini.


Rangkaian kegiatan PTR ini berlangsung di seluruh Sekolah HighScope Indonesia (Alfa Indah, Bali,
Bintaro, Bengkulu, Kelapa Gading, Medan, Palembang, Rancamaya, dan TB. Simatupang) dimulai dari
program Sekolah Dasar di kelas 4 (empat) sampai dengan tingkat Sekolah Menengah Atas. Sekolah
mewajibkan seluruh siswanya untuk mengikuti kegiatan ini selama 2 (dua) hari, 1 (satu) malam di
sekolah.


Di Sekolah HighScope Indonesia TB. Simatupang, kegiatan PTR dibuka dengan sesi Opening, Hopes &
Dreams, dan Ice Breaking yang diikuti oleh seluruh siswa. Kemudian dilanjutkan dengan sesi talkshow
dengan Siti Kholisah (PLH Managing Director - Wahid Foundation), Nurul Sayyidah Hapidoh (Aktivis
Perdamaian - Rumah Perdamaian - ICRP), dan Suraji (Sekretaris Nasional Jaringan GUSDURian).
Pembicara tamu lainnya meliputi Pemimpin Cabang Dompet Dhuafa Sumatera Selatan, Bapak Rizki
Asmuni (Sekolah HighScope Indonesia Palembang), Dr. Boris Manurung, B. Eng, M. Eng dan Hanina
Maulidha, M.Psi, Psikolog Edukasi dan CEO Speak Up Now (Sekolah HighScope Indonesia Bintaro). Di
Sekolah HighScope Indonesia Kelapa Gading, para siswa membagikan takjil kepada pengendara motor
dan mobil di sekitar area sekolah. Siswa-siswi Sekolah HighScope Indonesia Alfa Indah melakukan
kunjungan ke Yayasan Sayap Ibu, panti asuhan bagi anak terlantar dan penyandang disabilitas.
Sedangkan di Sekolah HighScope Indonesia Bali para siswa bekerja sama mempersiapkan takjil dan
membagikannya ke warga sekitar.


“Sekolah HighScope Indonesia teaches students to respect differences, to allow differences, to
Encourage differences, until differences no longer make a difference”.

Share
OTHER EVENTS
Memperkuat Semangat CINTA INDONESIA Melalui Perayaan HUT ke-75...
PEMENANG KOMPETISI ESAI
WORLD SCHOLAR'S CUP - TOURNAMENT OF CHAMPION