October 23 2025
“Diplomasi Berkelanjutan: Tanggung Jawab Global di Masa Depan Yang Tak Pasti” Aksi Diplomasi dalam HighScope Model United Nations 2025

Di tengah dunia yang terus berubah, empati, dialog, dan kerja sama global menjadi kunci untuk menjaga harmoni antarbangsa. Konflik dan krisis yang terjadi di berbagai belahan dunia mengingatkan kita betapa rapuhnya persatuan, sekaligus betapa pentingnya membangun saling pengertian. Diplomasi sejati bukan sekadar proses negosiasi, melainkan upaya tulus untuk menjembatani perbedaan dan bekerja bersama demi masa depan yang lebih damai dan berkelanjutan.


Dengan semangat tersebut, Sekolah HighScope Indonesia - T.B. Simatupang (sekolah di bawah naungan Research and Development for Advancement/Redea Institute) dengan bangga mempersembahkan HighScope Model United Nations (HSMUN) dengan tema “Diplomasi Berkelanjutan: Tanggung Jawab Global di Masa Depan yang Tak Pasti”. Acara ini diikuti para siswa tingkat sekolah menengah atas untuk berperan sebagai pemimpin internasional, menghadapi tantangan global melalui diskusi mendalam, kerja tim, dan pemikiran strategis.


“Topik ini terasa sangat relevan saat ini, di tengah dunia dimana setiap secercah harapan seolah selalu diikuti oleh tragedi yang lebih besar. Kekhawatiran saya bukan hanya bagi mereka yang hidup di masa kini, melainkan juga bagi kita semua yang akan mewarisi masa depan,” ujar Abimanyu Satyo Hutomo, Sekretaris Jenderal HSMUN 2025, dalam sambutan pembukaannya. “Kita adalah calon pemimpin dunia masa depan, dan karena itu, tanggung jawab untuk memperbaiki dunia berada di pundak kita semua.”


Sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 2008 sebagai inisiatif sederhana yang lahir dari semangat para siswa untuk memberikan dampak melalui diplomasi, HSMUN kini telah berkembang menjadi salah satu konferensi Model United Nations tingkat SMA yang paling bergengsi dan berkelanjutan di Indonesia. Selama tujuh belas tahun, HSMUN terus menjadi wadah yang memberdayakan suara pemuda dalam diskursus global.


Acara ini dimulai pada 15 Oktober 2025 dengan technical meeting yang dihadiri oleh seluruh peserta. Dalam kegiatan itu, beberapa pembicara tamu memberikan wawasan berharga, salah satunya adalah Alvin Adityo, Sekretaris Jenderal Indonesian Youth Diplomacy. Seperti tahun-tahun sebelumnya, technical meeting ini juga mencakup sesi MUN 101, yang mempersiapkan peserta untuk berbagai aturan dan prosedur acara.


Konferensi HSMUN ke-17 akan berlangsung pada tanggal 22–23 Oktober 2025. Tahun ini, sebanyak 204 delegasi dari 39 sekolah di seluruh Indonesia akan berkumpul di HighScope untuk mengasah keterampilan diplomasi, memperluas jaringan, dan membahas isu penting dunia melalui debat dewan dan sesi konferensi yang mensimulasikan forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Acara ini juga dihadiri oleh Bapak Aloysius Selwas Taborat, penasihat Hukum dan Koordinator Bidang Politik Hukum Internasional Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Dalam sesi kunci, beliau menekankan pentingnya menumbuhkan empati dan semangat gotong royong dalam dunia diplomasi.


“Negara itu adalah konsep yang abstrak. Personifikasinya datang dari presiden, pemerintah, institusi, dan juga sejarah. Karena itu, sangat penting bagi Anda untuk belajar mengembangkan empati. Empati berbeda dengan sekadar pengertian. Dalam pengertian, Anda hanya sekadar tahu, Anda mengerti. Tetapi empati—dalam pemahaman saya—bukan hanya kemampuan untuk memahami, melainkan juga usaha, kebutuhan untuk benar-benar mengerti, berbagi, dan melihat melampaui klaim atau masalah yang dihadapkan oleh orang lain kepada Anda. Jadi, setelah kita melangkah pergi, empati dan gotong royong akan selalu menjadi konsep yang penting.”


Dalam sesi komite, para delegasi akan mewakili berbagai negara dalam simulasi PBB. Tahun ini terdapat delapan dewan, yaitu:
1. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations): Mengembangkan Kerangka Regional untuk Ekowisata di Asia Tenggara
2. Historical Committee Crisis (HCC): Perang Punisia, Bertahan dari Hannibal Barca
3. International Labour Organization (ILO): Membahas Masalah Pekerja Anak di Bawah Umur
4. United Nations Correspondents Association (UNCA): Korps Pers: Menjalankan Jurnalisme dalam Komite
5. United Nations Security Council (UNSC): Status dan Keamanan Masa Depan Selat Bering
6. United Nations Special Summit (UNSS): Dune – Menangani Kekaisaran Muad’dib
7. UN Women (United Nations Entity for Gender Equality and the Empowerment of Women): Legalitas Pekerja Seks
8. World Health Organization (WHO): Perkembangan Penyakit di Zona Perang


Selama sesi komite, para delegasi akan menyampaikan posisi negaranya, mempertahankan argumen mereka, dan bekerja sama dengan negara lain untuk mendapatkan dukungan terhadap resolusi yang mereka ajukan.


Pada sesi pleno terakhir, para delegasi akan mempresentasikan dan mempertahankan resolusi yang telah disusun, yang kemudian akan diikuti dengan pemungutan suara bersama untuk menentukan resolusi final. Konferensi akan ditutup dengan upacara penutupan yang akan memberikan apresiasi kepada peserta terbaik dalam berbagai kategori seperti Best Delegate, Outstanding Delegate, Honorable Mention, Best Position Paper, Oral Award, dan Best Direction.

Konferensi ke-17 HSMUN kembali menegaskan komitmennya pada konsep keberlanjutan melalui program Zero-Waste, sebuah inisiatif komprehensif yang bertujuan untuk meminimalkan limbah, sekaligus mendorong pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan.


Kepala Sekolah SMA Sekolah HighScope Indonesia - T.B. Simatupang, Eva Tantri Mahastri, menekankan bahwa generasi muda memiliki peran penting sebagai penggerak utama dalam mewujudkan gerakan zero-waste demi masa depan yang lebih baik bagi Indonesia dan dunia. “Setiap delegasi, panitia, dan peserta diajak untuk bertindak dengan penuh tanggung jawab untuk mengurangi, menggunakan kembali, dan berpikir ulang. Mungkin hal ini tidak selalu nyaman bagi sebagian dari kita, tetapi perubahan besar selalu dimulai dari langkah nyata setiap individu. Hal sederhana seperti menolak penggunaan plastik sekali pakai sudah merupakan bentuk tindakan sebagai warga dunia.”


HSMUN bukan sekadar sebuah konferensi. Ini adalah sebuah kesempatan bagi generasi muda untuk menjelajahi isu-isu dunia, mengasah kemampuan komunikasi dan kepemimpinan, serta memperdalam pemahaman tentang tanggung jawab sebagai bagian dari komunitas global. Melalui pengalaman ini, para peserta didorong untuk melihat diri mereka sebagai agen perubahan masa depan yang mampu menciptakan dunia yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Share
OTHER EVENTS
Memperkuat Semangat CINTA INDONESIA Melalui Perayaan HUT ke-75...
PEMENANG KOMPETISI ESAI
WORLD SCHOLAR'S CUP - TOURNAMENT OF CHAMPION