Chat with our Network Representatives now:
Tips agar Anak Tetap Bisa Belajar Efektif selama #diRumahAja
Mendampingi anak belajar dari rumah di masa pandemi bisa jadi tantangan tersendiri bagi banyak orang tua. Aspek teknologi, pemahaman materi, dan serta manajemen waktu Anda sangat diperlukan untuk menunjang proses belajar anak.
Tantangan tersebut mungkin juga dirasakan oleh orang tua yang punya anak usia dini. Sebab, di usia itu, anak sedang berada pada periode emas, di mana otak berkembang dengan pesat dan cepat dalam menerima berbagai pengetahuan baru. Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan pendidikan dan stimulasi yang tepat pada anak.
Meski #dirumahaja orang tua harus terus mengasah perkembangan otak anak, mulai dari kognitif hingga keterampilan sosial emosionalnya. Bukan hanya memandu mengajarkan kemampuan membaca, menulis, dan menghitung saja, Anda juga harus menanamkan sikap positif seperti mulai mandiri, mempunyai tanggung jawab, inisiatif, dan bahkan membuat rencana dan mengambil keputusan.
Lingkungan belajar yang terbuka dapat mendukung perkembangan otak anak secara optimal. Sayangnya, karena situasi pandemi ini, ada beberapa keterbatasan karena lingkungan rumah tidak sama dengan sekolah. Namun, walau tidak ideal, Anda tetap bisa memberikan yang terbaik bagi anak agar kegiatan belajarnya efektif.
Bagaimana memfasilitasi pendidikan anak di rumah yang efektif?
Belajar di rumah tentunya mempunyai efek yang berbeda-beda terhadap setiap anak. Salah satu strategi utama dalam menghadapi ini adalah membuat rencana rutinitas harian yang konsisten namun fleksibel untuk anak.
Saat di sekolah anak mempunyai rutinitas, jadi hal ini harus juga diaplikasikan di rumah. Mulailah dari hal-hal kecil seperti ritual pagi dan waktu tidur. Anda juga bisa membuat bagan jadwal untuk anak sebagai acuannya.
Anak juga harus diberikan kesempatan untuk membuat rencana. Shannon Lockhart, seorang pakar pendidikan usia dini dari HighScope Educational Research Foundation (Amerika Serikat), mengatakan bahwa anak akan lebih tertarik dan lebih konsentrasi dalam melakukan aktivitas apabila mereka dilibatkan dalam perencanaan.
Tahap perencanaan ini dapat dicantumkan dalam rutinitas harian anak. Orang tua memiliki peran penting dalam perencanaan, misalnya dengan bertanya kepada anak mengenai apa yang akan mereka lakukan, dan bagaimana mereka akan melaksanakannya.
Contohnya, Anda bisa bertanya,“Hari ini kamu mau bermain di ruangan yang mana? Di ruang tamu atau ruang keluarga?”
Lalu dilanjutkan dengan pertanyaan seperti: “Apa yang akan kamu lakukan di ruang keluarga? Bermain balok atau menggambar?”
Tahap selanjutnya adalah melakukan rencana yang sudah dibuat oleh anak. Anda berperan sebagai fasilitator, dengan mengawasi apa yang anak lakukan, mengingatkan, dan mengarahkan anak untuk tetap meneruskan rencananya dan bertahan melalui berbagai tantangan.
Misalnya, saat anak ingin menggambar dan kesulitan mencari warna, Anda bisa memberikan ide untuk mencampur warna yang ada.
Setelah anak berhasil menyelesaikan rencananya, orang tua berperan untuk membantu anak dalam me-review dengan bertanya apa yang sudah mereka lakukan, apa permasalahan yang mereka hadapi, dan bagaimana solusinya.
Yang baru saja Anda aplikasikan adalah preview dari kerangka Plan-Do-Review (PDR). PDR merupakan metode yang menjadi salah satu dari keunikan kurikulum HighScope. Di HighScope Indonesia, anak diberikan kesempatan untuk membuat rencana, mengambil keputusan, dan merefleksikannya sejak usia dini.
Melalui PDR, anak dibiasakan sejak dini untuk merencanakan, melakukan, dan merefleksikan kegiatannya sehari-hari. Didukung dengan rutinitas harian (daily routine) di kelas yang memberikan struktur kepada anak, dan lingkungan kelas yang terbuka dan aman, membuat anak leluasa dan terlatih untuk mengambil keputusan. Melalui PDR, anak mempunyai kesempatan untuk mengambil keputusan dan mengambil tanggung jawab, yang sesuai dengan perkembangan mereka.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika dan penelitian yang dilakukan oleh HighScope Indonesia, Plan-Do-Review membantu anak untuk mengembangkan Executive Function mereka, di mana fungsinya adalah seperti CEO of the brain, yang membantu anak untuk belajar mengambil keputusan yang logis, rasional, dan kreatif. Kemampuan ini sangat terlihat ketika anak-anak sudah beranjak SMA, kuliah dan bahkan di dunia kerja.
Dalam Workshop Internal Parents Sekolah HighScope Indonesia bertajuk “Engaging Young Minds At Home”, Antarina S.F Amir, Founder & CEO HighScope Indonesia mengatakan bahwa otak yang aktif dan fleksibel membuat anak menjadi problem solver dan pembuat keputusan yang mudah beradaptasi sesuai dengan fenomena yang ada di sekitarnya.
Ditambah lagi, banyak juga alumni dari HighScope Indonesia yang sekarang sudah berkarier bercerita bahwa sampai sekarang pun mereka mengaplikasikan banyak hal yang mereka pelajari di HighScope, namun yang paling utama adalah Plan-Do-Review.
Contohnya, Rayesha Hardono, yang sekarang bekerja sebagai Associate di AHP Law Firm, mengatribusikan pencapaiannya saat kuliah dan bekerja kepada Plan-Do-Review.
“Melakukan PDR jadi second nature buat saya. Mungkin karena saya sudah melakukannya sejak kecil. Hal tersebut sangat berguna untuk saya dan saya menggunakannya setiap hari saat bekerja,” ujar Rayesha.